Pages

Assalamualaykum

Kuda Berlari

Photobucket

Kamis, 30 Juni 2011

Diam Berarti Kalah?


Terkadang kita sangka diam itu berarti tidak apa-apa, tidak menyebabkan apa-apa karena tidak melakukan apa-apa, diam itu tidak merugikan siapa saja, dan tidak menguntungkan siapa saja, tidak membawa mudhorot dan tidak juga membawa kemanfaatan, tidak membawa dosa dan tidak pula membawa pahala.
 
Rasulullah shallahu alayhi wasallam bersabda:" Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya. [HR.Ath-Thabrani]Akhirnya kita memilih diam, karena apabila kita banyak bicara maka banyak pula kesalahannya, kita lupa bahwasanya Raslullah shallahu alayhi wa sallam juga bersabda:"  Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam.[HR.Bukhari] 
Jadi sebelum Rasulullah memerintahkan kita berdiam, sebelumnya Rasulullah memerintahkan berbicara yaitu berbicara tentang kebaikan yang membawa kemanfaatan, bukan berbicara tanpa ujung yang membawa kemudhorodtan."

Apakah benar Benar, Diam itu tidak membawa apa-apa,dan  tidak menyebabkan apa-apa karena tidak melakukan apa-apa, diam itu tidak merugikan siapa saja, dan tidak menguntungkan siapa saja, tidak membawa mudhorot dan tidak juga membawa kemanfaatan, tidak membawa dosa dan tidak pula membawa pahala.????
 
 Saya akan mengibaratkan seseorang yang mendaki gunung."
 
Ada 3 Tipe seorang yang mendaki gunung, yang pertama adalah orang yang mendaki tanpa lelah terus ke atas, yang ke dua adalah orang yang berkemah, tipe ke-2 (berkemah) ini adalah seorang yang mendaki gunung lalu beristirahat ditengah perjalanan karena tahu bahwa beratnya rintangan yang dia hadapi, dan yang ke-3 adalah orang yang diam. dibawah tidak ikut mendaki gunung namun menunggu temannya yang mendaki, dan menunggu kabar dari temannya. "Akhirnya ketika tipe -1 yaitu sang pendaki yang berhasil mendaki gunung, tanpa menyerah dia bisa mencapai puncak kemenangan...
yaitu mencapai puncak pegunungan, dia tahu betapa indahnya bila dunia dilihat dari atas, dia menikmati keindahan pemandangan yang luar biasa setelah berusaha keras, menghadapi berbagai halangan dalam perjalanan, dia merasakan nikmatnya kemenangan diatas..." Namun tipe-2 yaitu (berkemah), masih istirahat tidak tahu nikmat dan belum merasakan nikmat kemenangan yang dirasakan sang pendaki tipe-1. bagaimana dengan tipe-3..?? ya, tipe-3 masih dibawah menunggu kabar dari temannya yaitu sang pendaki tipe-1. dengan berteriak-teriak, ingin tahu bagaimana nikmatnya bagaimana indahnya..." Tentu saja tipe ke-3 (diam) tidak akan merasakan nikmatnya pemandangan walaupun diberitahu bahwa pemandangan itu indah." seperti orang yang memakan Gula, dia tahu betapa manisnya gula itu dan dia bisa merasakan nikmatnya, namun orang yang melihatnya hanya bisa berkata itu nikmat tanpa bisa merasakan nikmat......"
 
Jika kita mengetahui cerita diatas, kita tahu bahwa diam itu bukan sesuatu yang tidak membawa apa-apa, namun diam itu adalah sesuatu yang membawa kerugian..'
karena diam itu menyia-nyiakan kesempatan yang seharusnya kita rasakan, malah kita tidak merasakan."

ini seperti kehidupan kita, Orang yang memperjuangkan Islam adalah tipe-1, ketika berhasil dan pasti Allah tidak akan menyia-nyiakannya karena 
Allah Berfirman:" Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. [QS.Ali Imron:171]
Jika Kemenangan Islam itu datang, niscaya dia akan merasakan nikmatnya kemenangan setelah susah payah bersaha dalam memperjuangankan Islam, bila dia mati sebelum kemenangan dia juga tidak akan merugi karena Allah akan tetap memberikan Pahala kepadanya..."
sedangkan Tipe ke -2 (berkemah) adalah tipe orang yang awalnya berjuang namun menyerah pada tengah perjalanan karena merasa lelah dengan perjuangan ini, kemudian merasa cukup dengan pahala yang diberikan oleh Allah, sedangkan tipe ke-3  adalah orang yang tidak mau berjuang di Jalan Allah, serta menunggu kabar keberhasilan dari temannya.

Atau Dalam kehidupan ini seperti berada di tengah-tengah sungai yang mengalirkan Arus yang deras



Jika kita diam di tengah-tengah arus, maka kita pasti akan terseret arus dan.... kita terombang-ambing oleh derasnya arus sungai artinya apabila kita diam saja dalam kehidupan ini, maka kita otomatis akan mengikuti zaman, tentang remaja yang membuka aurat karena trend maka akan mengikutinya.... akhirnya..?? terombang-ambing dalam kehidupan Jahiliyah (Sekulerisme), Naudzubillahi Mindzalik
 
Namun,apabila kita bergegas melawan arus, lalu berpegang pada suatu pohon atau batu..niscaya kita tidak akan terombang-ambing dalam derasnya arus sungai..artinya adalah.. Apabila kita melawan arus zaman, kita tidak mengikuti zaman, dan segera berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunnah, maka kita tidak akan terombang-ambing pada kehidupan jahiliyah..namun kita tetap pada kemuliaan Islam..''
sebagaimana Hadits Rasulullah bahwasanya beliau bersabda:'' Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur'an) dan sunnah Rasulullah Shallahu alayhi wasallam (Al Hadits). [HR.Muslim]"
 
Pada saat kita terdiam, mereka (Musuh-Musuh Islam), sedang merencanakan sesatu untuk menghancurkan kita, dengan Fashion, TV, hiburan, Dll.'  agar Aqidah Umat Islam hancur, mengikuti arus kehidupan Jahiliyah sekulerisme ini.....
jadi, apabila kita diam.. maka berarti kita telah membiarkan kekalahan itu datang pada kita...
maka, Masihkah kita beranggapan Diam itu Tidak membawa apa-apa..???

Bila Berkata kebaikan (berjuang) lebih baik..
mengapa kita terdiam..???

Senin, 27 Juni 2011

Bercerminlah Walaupun Pahit

Bercermin, adalah suatu kebiasaan kita, dan menurut kita bercermin adalah suatu keharusan sebelum kita melangkah jauh kedepan."
apalagi jika kita akan melangkah untuk suatu tujuan, pastilah kita sering sekali berkaca seperti Contoh:"
Bila seorang Lelaki hendak ingin berjumpa dengan seorang wanita, apalagi wanita yang cantik, dan ia sukai niscaya dia akan sering menghabiskan waktunya untuk berkaca, agar tampilannya tampak bagus,Meskipun cermin itu berada ditengah keramaian, namun karena suatu tujan agar lebih baik lagi, jadi dia banyak bercermin...shubhanallah"

Bercermin adalah suatu hal yang bermanfaat bagi kita, Meskipun cermin tampak retak dan pecah, kita juga sering mempergunakannya,Shubahanallah.....   karena Pentingnya Bercermin, dimanapun...kapanpun... apapun bisa menjadi cermin bisa Heningan air, Kaca yang retak, 
 

Namun, Kita melupakan Cermin yang sangat menyakitkan namun berdampak besar bagi perubahan kita, yaitu sebuah "Kritikan".....

Kita seringkali melupakan bahwasanya "kritikan" seorang itu adalah cermin bagi kita" walaupun terkadang cermin itu sangat mengiris hati bagaikan pedang yang membelah hati. masyaAllah....
Jelas, rasa sakit yang diakibatkan  oleh kritikan itu sangat mendalam, bahkan berdampak kebencian seseorang..... walaupun itu sebenarnya baik bagi kita."
 
 
Dan kita harus mengingat, bahwasanya kita adalah manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan, dan kita juga belajar dari kesalahan sebagaimana Firman Allah:" ........Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan.[QS.Al Hasyr: 2]

Sebenarnya ada atau tidak ada sebuah kritikan, dan ada atau tidak ada siapa yang mengeritik, Kesalahan itu tetap ada pada kita tanpa ada yang memberitahukannya... namun kita tidak sadar akan hal itu."
jadi, kritikan itu adalah pemberitahuan atas kekurangan kita agar kedepannya bisa tertutupi atau bisa disempurnakan lagi."
 
walau terkadang, kita tidak bisa pungkiri bahwa kebanyakan Kritikan adalah sakit mendalam sampai ke hati, sebenarnya tidak masalah, karena kritikan sangat bermanfaat bagi kita. bahkan sekarang saya sadar bahwa pentingnya sebuah kritikan, sehingga saya mengharap-harapkan sebuah kritikan bukan pujian.."
Tapi tidak semua Kritikan bisa diterima, karena ada pula kritikan yang menyesatkan bahkan membuat padamnya semangat pada diri kita..."
jika kita menemukan satu kritikan yang seperti itu, maka kita langsung membantahnya dengan argmen-argmen kebenaran yang kita miliki, bahwa kritikan itu salah.."


Tapi bila kritikan itu sangat bernilai bagi kita, kita seharusnya menerimanya dan berterimakasih karena sudah dikritik, karena dengan kritikan, kita tahu dimana kesalahan kita,... sehingga kita bisa langsung memperbaiki kesalahan kita....

Biarpun pahit sebuah kritikan, pada hakekatnya kritikan adalah Cermin bagi kita yang sangat bermanfaat..
Jadi...masihkah kita ragu untk menerima kritikan..???"
Padahal kritikan itulah penyempurna pekerjaan kita..."
Terutama anda, saya sangat mengharapkan sebuah kritikan untuk tulisan saya, karena saya hanyalah manusia biasa yang tak pernah luput dari salah, maka saya akan sangat berterima kasih bila anda menunjukkan kesalahan saya dalam tulisan-tulisan yang saya posting di Blog saya"

~Berkacalah Meskipun Pahit~
~Terimalah Dikritik Walaupun Sakit Hati~

Jumat, 24 Juni 2011

Jika Tidak Sekarang,kapan Lagi? (Pilihan)

Terkadang kita sangka bahwa hidup ini merupakan suatu paksaan yang tidak dapat dirubah keadaannya."
Dengan melihat fakta:" terlahir sebagai orang kaya dan terlahir sebagai orang miskin. apakah dengan melihat fakta secara demikian, lalu Takdir tidak dapat dirubah..???
Allah Berfirman:"....Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.......[QS.Ar Rad':11]

Hidup ini bukanlah paksaan, Namun Hidup ini adalah pilihan yang dibekali oleh Allah melalui Harta yang kadarnya telah ditentukan oleh Allah. yang mana bisa kita manfaatkan, dan ada pula terlahir sebagai miskin tanpa bekal apa-apa. namun disisi lain pasti ada sebuah bekal walaupun tidak berbentuk Harta tapi kesehatan.dll"
 
Sekarang kita ketahui bahwa hidup ini adalah pilihan, bukan paksaan. maka alangkah baiknya kita memilih jalan yang dapat merubah keadaan kita yang jauh lebih baik daripada sebelumnya."
Namun, bagaimana dengan Takdir? Bukankah Allah telah menetapkan sebelumnya takdir seorang hamba? bahkan takdir penempatannya dalam Syurga dan Neraka juga telah ditetapkan.
 
sebagaimana sabda Rasulullah shallahu alayhi wa sallam:" Setiap kali yg bernyawa sudah ditetapkan tempatnya di surga atau neraka".Para sahabat terkejut,lalu brtanya,"kalau demikian,ya Rasulullah,apa gunanya kita beramal?Apakah tidak kita lebih baik pasrah saja (pada takdir)?".Beliau mnjawb:"Jangan,tetaplah beramal.Sebab,setiap orang akan dimudahkan oleh Allah Jalan yg sudah ditentukan baginya." Lalu Rasulullah membaca QS al-Lail 5-10.
[HR.Imam an-Nawawi,Syarh Shahih Muslim,XVI/196-197]
 
Allah telah menentukan suatu takdir, maka bukan berarti takdir itu tidak bisa dirubah, Takdir ada 2 yaitu Takdir yang dapat dirubah dan Takdir yang bisa kita rubah."
Allah tidak memaksa kita untuk Taat kepada-Nya, namun Allah sudah mentakdirkannya bahwasanya kita harus taat, Tapi keharusan itu tidak bersifat memaksa. 
 
sebagaimana Firman Allah:" Tidak ada  Paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
 [QS.Al Baqarah:256]

Bahwasanya Allah telah menunjukan kepada kita jalan yang benar dan jalan yang salah, serta memberitahu Jalan yang benar dan Jalan yang salah yaitu Jalan yang benar menuju Surga dan Jalan yang salah menuju Neraka." 
 
 kita ini diberikan 2 Pilihan oleh Allah yaitu Keta'atan atau pembangkangan (Ingkar), Tapi sebelum kita diberikan Pilihan. kita diajarkan konsepnya atau ilmu sebelum memilih jika dalam suatu pendidikan, tentunya seorang siswa tidak akan menghadapi Ujian Nasional melainkan soal-soal dalam Ujian Nasional telah diajarkan oleh guru,dan kita juga diberikan kompas sebelum melangkah yaitu Al Quran dan  As Sunnah, jadi sebelum kita menjawab antara Ketaatan dan pembangkangan, kita dipastikan memahaminya....."

Maka dari itu, tidak ada seorang yang binasa melainkan seorang itu telah mendapatkan petunjuk tapi dia mendustakannya sebagaimana Firman Allah:"Dan tidak ada suatu ayatpun dari  ayat-ayat Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya).".  
[QS.Al An'am:4]

Apakah kita dipaksa oleh Allah untuk taat kepada-Nya..??
 
Untuk menjalankan Semua Syariat-Nya kita dipaksa, sehingga kita tidak bisa memilih,..??
apakah demikian? tentu tidak, karena nyatanya masih banyak orang-orang yang tidak berpegang kepada Syariat Allah, secara bebas.. bahkan sampai ada yang Murtad berulang kali, naudzubillahi mindzalik
apakah ketika kita mencuri, tiba-tiba tangan kita terlepas dengan sendirinya? atau ketika ada seorang pembunuh yang membunuh, langsung seketika lehernya terputus sendiri karena terkena Hukum Qishas..??? 
 
Allah sekali-kali tidak membutuhkan kita,Namun kitalah yang membutuhkan Allah."
Jika kita Taat, yang akan bahagia kelak juga kita...."
Jika kita Ingkar , yang akan menderita kelak juga kita..."
Semua akan berdampak kepada Kita,..."

Jadi, kita diberikan oleh Allah berupa pilihan."
Taat atau Ingkar
Bila taat maka Allah membalasnya dengan Syurga-Nya sebagaimana Firman Allah:" Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya [QS.Al Baqarah:25]
 
Dan Bila Kita ingkar, maka ancamannya adalah neraka dan kekal didalamnya sebagaimana Firman Allah:" Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal. [QS.At Taubah:68]

Akhirnya membuat Kita Berfikir......"
Antara pilihan itu??


Pilihan ditangan anda..."
Jika tidak menentukan sekarang, Lalu kapan Lagi...???
Karena Pilihan adalah penentu bagi masa depan.........."
Wallahu'alam Bi Ash-Syawab

Kamis, 23 Juni 2011

Semangatlah

Semangat dan Optimis diri adalah penguat dan landasan seorang untuk bangkit.
sedangkan orang yang tidak punya semangat, pasti akan merasakan kejenuhan. apalagi jika tidak punya semangat hidup, yang ada hanyalah resah,gelisah,tanpa tujuan, dan hidup akan kelam dipenuhi oleh angan-angan kosong."
 
Rasulullah shallahu alayhi wa sallam bersabda:" Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan lemah  semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata, "Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan begitu", tetapi katakanlah, "Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki Allah pasti dikerjakan-Nya." Ketahuilah, sesungguhnya ucapan: "andaikata" dan "jikalau" membuka peluang bagi (masuknya) karya (kerjaan) setan." [HR.Muslim]

Rasulullah shallahu alayhi wa sallam juga memerintahkan kita agar supaya tegar dalam menghadapi suatu perkara dantidak mudah patah semangat, karena semangat adalah penentu bagi kesuksesan."
boleh jadi kita gagal dalam suatu perkara, Namun jika kita tetap semangat dan menunjukkan bahwa kita ini sungguh-sungguh InshaAllah, hal yang tidak sangka akan terjadi disebabkan kita yakin dan pantang menyerah." Karena Allah berfirman:" ...Sesungguhnya Allah tidak akan merobah Nasib suatu kaum, sebelum kaum itu merobah nasibnya sendiri...'[QS.Ar Rad':11]

jadi, masih ada kesempatan bila kita mempunyai tekad dan optimis diri, Namun terkadang kata "semangat" mudah sekali dipatahkan oleh satu kegagalan, sehingga semangat itu hanya bisa didapat ketika awal perjuangan, setelah gagal maka hilanglah semangat itu."
Dan menjadi orang yang gagal selamanya....."
traoma, timbul rasa tidak percaya diri..."
Hidup penuh kegagalan dan keterpurukkan...."
menjadi penghalang untuk bangkit..."

Subhanallah..", betapa besarnya dampak dari kegagalan bila tekad dan semangat tidak menghujam kuat dalam diri kita...."
Sebenarnya untuk mendapatkan Kata semangat, dan semangat itu tidak mudah putus asa, melainkan terus optimis..dan pantang menyerah..."
adalah selain menjadikan Tujuan sebagai patokan (landasan), hendaknya ada patokan ke-2, Karena Patokan ke-2 inilah yang menjadi dasar tingkatan semangat seseorang (Tinggi rendahnya semangat)..."

Seperti Contoh:" Ketika seorang siswa SMU, bercita-cita menjadi orang pandai, tentu akan menghadapi keberhasilan dan kegagalan, namun akan lebih sempurna lagi apabila seorang siswa SMU itu mempunyai pacar, pastinya semangatnya akan berganda dari sebelumnya, bahkan kegagalan itu dianggap sebagai angin lewat.... Tapi karena dampaknya besar maka resikonya juga besar pula, ketika siswa SMU itu Diputus pacarnya, maka dampaknya luar biyasa bahkan menyebabkan kegagalan total."

Maka dari itu, Patokan ke-2 hendaknya selalu mendampingi kita sampai tujuan itu tercapai..."
yaitu Sebuah Janji Yang pasti, bukan sekedar bualan yang tak pernah terjadi..."
 
seperti Contoh:" Jika seorang Siswa SMU, orang Tua nya memberikan janji:" apabila Lulus dengan hasil bagus, maka berjanji akan membelikan sesuatu hadiah." pastinya Siswa itu akan lebih rajin lagi dalam belajar." atau Seorang Dokter atau karyawan bila diberikan Janji oleh Bos atau atasannya, semisal kenaikan gaji 2x Lipat, pastinya dia akan lebih semangat dan rajin dalam bekerja.."




Namun, bagaimana dengan Janji Allah?
Padahal Allah tidak pernah ingkar janji, apakah kita lebih semangat untuk Taat kepada-Nya??
Allah Berfirman:" Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. [QS.Al Baqarah:25]

Orang-Orang yang beriman telah dijanjikan Syurga oleh Allah, seharusnya kita lebih semangat dalam Beribadah kepada-Nya, Bukan justru meremehkan. memangnya bila kita meremehkan, kita termasuk orangorang yang beriman..?? jelas tidak."

atau Kabar Gembira Dari Rasulullah shallahu alayhi wa sallam:"
....Tsumma Khilafah Ala Min Hajj An-Nubuwwah, Tsumma Tsakata.' [HR.Ahmad]
....Akan datang Masa Khilafah ala Min Hajj An-Nubuwwah, kemudian Nabi diam' [HR.Ahmad] 

Dengan diperkuat leh Firman Allah:" Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. [QS.An Nur:55]

Khilafah Wa'dullah Wa Muhammad Al Busyrah

Lalu, apakah kita akan bertambah semangat, Bila Allah sudah menjanjikan sesuatu yang pasti akan terjadi?
Katakanlah: pasti,..!

Semangatlah, dalam menjalani kehidupan ini dengan Taqwa dan semangatlah beribadah karena Allah sudah menjanjikan Syurga bagi Orang-Orang yang beriman.."

Dan Semangatlah memperjuangkan Syariah-Nya di jalan Allah, karena telah nyata janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah, bahwa Khilafah Ala Min Hajj AnNubuwwah akan tegak kembali....
Wallahu'alam Bi Ash-Syawab

~Kemenangan Didepan Mata~
~Untuk menjemput Janji dan kemenangan~

Rabu, 22 Juni 2011

Impian

Setiap Orang pasti mempunyai cita-cita atau impian, karena impian itulah yang menjadi Patokan kita untuk menjadi lebih baik agar supaya dapat menggapai impian itu."
Impian berbeda dengan khayalan (angan-angan kosong), jika angan-angan kosong itu biarpun kita berusaha semaksimal mungkin, khayalan itu tidak akan pernah bisa tercapai, seperti contoh: manusia berkhayal dapat menghidupkan orang mati, biarpun dia berusaha semaksimal mungkin, maka tidak akan sanggup untuk menghidupkan Orang mati kecuali para nabi yang sudah dikaruniai kelebihan oleh Allah. sedangkan Impian adalah cita-cita yang pasti dan bisa diraih tergantung usaha kita.."

Angan-angan kosong adalah Jalan syetan agar supaya manusia hidup penuh khayalan, dan mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, dengan tujuan menjadikan manusia itu putus harapan pada Allah."

Padahal Allah Berfirman:" Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong  pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. [QS.An Nisaa':119]

maka alangkah kita menghindari atau menjauhkan diri kita dari angan-angan kosong (khayalan), karena khayalan itu tidak akan pernah terjadi, hanya akan membuat kita putus harapan dan membebani diri kita dengan dosa."
Beban Dosa

Daripada kita menaruh khayalan dalam pikiran lebih baik kita menaruh mimpi (Cita-cita), dalam pikiran kita dan berusaha semaksiamal mungkin supaya dapat tercapai...."
Tergantung dari impian kita, bila kita mempunyai impian hanya sekecil atom, maka usaha kita juga sekecil atom, namun apabila cita-cita kita besar, maka usaha yang kita lakukan juga besar.."
Ini sebuah perumpamaan:" Bila Seorang hanya bercita-cita menjadi Pedagang Asongan, maka tidak perlu repot repot untuk kuliah ke luar negeri. cukup belajar cara untuk berdagang."
Tapi bilsa seorang itu mempunyai Cita-Cita menjadi Dokter, maka harus menempuh S1,S2 agar cita-citanya terkabulkan...."

mempunyai cita-cita adalah keharusan yang seharusnya dimiliki oleh setiap Inhsan, Supaya hidupnya tidak kelabu serta hidup penuh dengan tujuan yang pasti."

Namun, kita perlu tujuan yang besar agar hidup ini penuh dengan tantangan, dan berjuang dengan perjuangan yang sungguh -sungguh. Jika kita sebagai Mukmin, kita tidak lain mempunyai tujuan yaitu Syurga, dengan tujuan yang besar ini kita pastinya juga membutuhkan perjuangan dan usaha yang besar pula, Tapi apabila kita mempunyai Cita-Cita yang besar namun usaha kita kecil, Niscaya harapan itu akan menjadi angan-angan kosong yang tak pernah tercapai..."

Maka dari itu kita perlu usaha yang besar dalam mencapai cita-cita yang besar, agar Fikrah (konsep) dan Tariqah (metode pelaksanaan) menyatu jadi satu, Jika Fiqrah dan Tariqah telah menjadi satu atau sejalan maka inshaAllah cita-cita akan mudah diraih..." Wallahu'alam Bi Ash Syawab"

Hiduplah dengan penuh cita-cita terutama bercita-cita mencapai Syurga Allah (Keridhoan-Nya), supaya hidup tidak menjadi kelabu.... dan hidup supaya bermagna..."
Kejarlah Cita-Citamu... sampai engkau dapat melihatnya, atau tidak sama sekali."
kesempatan hanya sekali, maka alangkah baiknya apabila kesempatan itu kita gunakan untuk mempersiapkan perjuangan yang besar untuk menggapai cita-cita yang besar pula."
~Aku Yakin Kau Pasti Bisa~


Selasa, 21 Juni 2011

Latahzan (Jangan Bersedih)

Tiada manusia tanpa kesedihan, semua manusia pasti pernah bersedih,tanpa terkecuali bahkan baginda Rasulullah shallahu alayhi wa sallam saja juga pernah merasakan kesedihan, tetapi kesedihan yang dialami oleh Rasulullah tidak berlanjutan seperti kita."

terkadang kita salah sangka dalam memahami kehidupan ini, sehingga kita senantiasa berprasangka buruk pada-Nya. pernahkah kita ingat? ketika kita dihadapkan suatu masalah yang besar...
sehingga kita tidak mampu untuk menghadapinya,.."
kita mengucapkan:" Ya Allah kenapa Engkau Uji aku seperti ini, apa salahku?"
satu derita saja mampu menghapus seribu kebahagiaan kita, ketika kita dihadapkan Ujian, maka kita sekejab melupakan anugerah-anugerah yang diturunkan kepada kita, masyaAllah....
Inshan, sebenarnya Ujian itu tidak membawa kejelekan, justru Ujian itu malah membawa keberkahan subhanallah..............

ketika kita sehat, pernahkah kita dekat dengan Allah? selalu berdo'a kepada-Nya?
tapi pada saat kita sakit, kita Berdo'a kepada Allah meminta kesembuhan..."
ketika kita dihadapkan suatu masalah yang berat..... kita akan berdo'a kepada Allah..

Orang boleh sangka kita Rugi.... tapi Allah akan memberikan keuntungan kepada kita dari jalan yang kita tidak sangka.......
Orang boleh sangka kita Mati, tapi Allah akan memberikan kemenangan kepada kita (Syurga).."

Jika Kita Tidak mengalaminya.... Kita Tidak tahu Maksudnya...

Dengan ujian yang diberikan kepada kita, kita dapat pelajaran dari ujian itu...
Dengan Ujian kita sadar kesalahan kita dan sadar betapa lemahnya kita...
Dengan Ujian pula sebagian dosa-dosa kita dihapus oleh Allah,
sebagaimana Sabda Rasulullah shallahu alayhi wa sallam:   Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa. 
(HR. Bukhari)

Dengan Ujian Allah semakin sayang kepada kita, sebagaimana Sabda Beliau:" Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari)

Barangsiapa tidak pernah diuji oleh Allah, maka dia jauh dari kasih sayang-Nya."
tapi terkadang, setelah Ujian itu kita sombong dan tak mau mengakui kelemahan kita sebagaimana Firman Allah:" Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui. 
[QS.Az Zumar:49]

Dan benarlah Firman Allah subhanallahu ta'ala, kita lihat banyak sekali dari kalangan teratas seperti penguasa atau orang-orang kaya yang sebelumnya adalah orang-orang bawahan atau orang-orang miskin.yang senantiasa menyombongkan dirinya karena merasa dirinya yang memberikan keuntungan padanya."

kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah, karena apapun yang datang dari Allah adalah baik untuk kita...."
Allah Berfirman dalam Hadits Qudsi:" Apabila Aku menguji hambaKu dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. (HR. Ahmad)

Janganlah bersedih, ketika kita diuji atau ketika menghadapi suatu masalah, percayalah Allah bersama kita."
sebagaimana Firman Allah :" Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu,sesungguhnya Allah  beserta orang-orang yang sabar.[QS.Al Baqarah:153]

ketika saat Rasulullah shallahu alayhi wa sallam dikejar-kejar oleh pemuka Quraise, beliau bersembunyi Di Gua Hiro' bersama Abu Bakar Radiyallahu Anhu. Abu Bakar Radiyallahu Anhu panik dan ketakitan, Abu Bakar tidak ingin Rasulullah celaka, dia melindunginya, dia berfikir: jika aku berada dibelakang Rasulullah, aku takut Rasulullah dipanah dari belakang, jika aku dibelakang, aku takut Rasulullah dipanah dari depan."

Abu Bakar Radiyallahu Anhu bingung, panik. karena Cinta kepada Rasulullah, Abu bakar Radiyallahu Anhu tidak ingin Rasulullah celaka, tapi biarlah dirinya celaka tapi jangan Rasulullah>" Subhanallah
Pada saat Abu Bakar bersembunyi bersama Rasulullah, Rasulullah bersabda Kepada Abu Bakar:"
Dan pada umumnya untuk kita semua.....:"
 
Latahzan Inallaha'maa'aana
~(Bersabarlah, Sesungguhnya Allah bersama kita)~



Aku Bisa Kaupun Pasti Bisa

Jka kamu bisa mengapa aku tidak bisa?
Terkadang pertanyaan ini sering muncul Namun terkadang pula menjadi lemas, ketika terhalang oleh sebuah pertanyaan:" Allah sudah mentakdirkanku seperti ini, jadi buat apa lagi?
Padahal Allah Berfirman :" .....Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.....[QS.Ar Rad':11]
kita perlu Ikhtiar Untuk merubah Takdir Kita, kita harus memahami bahwa ada Takdir yang bisa kita rubah dan adapula Takdir yang tidak bisa kita rubah."
ada Takdir Diluar Area dan Ada Takdir Didalam Area, Takdir diluar Area adalah Takdir yang Sudah Allah kehendaki untuk kita dan kita tidak dapat merubahnya seperti: kejadian Tabrakan motor,  kita tidak memintanya tapi kejadian itu datang tanpa kita inginkan, padahal kita sudah khtiar masih saja tertabrak."Dan Untuk Takdir Diluar Area kita tidak menanggung dosa, orang yang menabrak orang sampai mati dg tanpa sengaja dia tidak mendapatkan dosa." 
Ada Juga Takdir Didalam area seperti:" yaitu Takdir yang dikehendaki oleh Allah tapi masih bisa kita rubah, seperti merubah keadaan kita, untuk menjadi lebih baik daripada sebelumnya" atau Taat kepada-Nya atau Ingkar pada-Nya."Dan Untuk Takdir yang satu ini kita diberikan Pilihan, terkait dg Dosa dan pahala, kita ada pertanggung jawaban. Jika Taat akan mendapat balasan Syurga-Nya, dan apabila ingkar akan mendapatkan pula Neraka-Nya." sebagaimana Firman Allah:" 
Faman yyakmal MitsQola Darotin Khoiron yyarroh....[Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.]
Waman yyakmal MitsQola darotin Syaron yyaroh...[Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula]
[QS.Al Zalzalah:7-8]


Terkadang Kita berfikir ketika melihat seseorang itu bisa, sedangkan kita tidak bisa maka kita senantiasa berfikir "Wajar, Setiap Manusia Itu Berbeda, dia diberikan kelebihan sedangkan aku tidak."
Kita diambang kebimbangan ketika mendapati pertanyaan seperti itu, dan akhirnya berdampak negative, tidak dapat mendapatkan kebangkitan tapi justru keterpurukkan yang didapat." hal semacam inilah yang harus kita hindarkan dan membuang jauh-jauh pertanyaan tersebut, karena pertanyaan tersebut jelas 'SALAH", karena pada hakekatnya Manusia itu sama, berasal dari sumber yang sama, dan penciptaannya pun juga sama sebagaimana Firman Allahu ta'ala:" Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.- Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) - Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.[QS.Al Mukminuun:12-14].

Tidak bisa kita pungkiri bahwa manusia berasal dari asal yang sama.
Lalu kenapa manusia itu bisa berbeda??.....
Yang membedakannya adalah Akal kita." Dimana kita mengalami Pengalaman yang berbeda, seperti Si A Yang setiap hari bergaul dengan Preman dan Si B bergaul dengan Ulama', pasti tolok berfikir mereka pasti berbeda."

Mungkin Juga ada pertanyaan:" Cerdas dan Pintar."
Jika Cerdas itu memang kehendak Allah dari sejak Lahir, sedangkan Orang yang Pintar banyak mengambil Informasi-informasi yang dicerna dalam Otaknya (Banyak pengalaman)."
Jadi Tidak ada alasan untuk mengatakan :"Wajar dia bisa," 
kita dari asal yang sama,mengapa kita tidak bisa?
Jika Dia Bisa Mengapa Kita Tidak Bisa????
Jika Kita ada Kemauan, InshaAllah pasti kita bisa.",
Allah Berfirman:" .....Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.....[QS.Ar Rad':11]
Jika pertama kita gagal, dan terus mencoba kita gagal? percayalah kita belajar dari kegagalan, untuk mencapai keberhasilan yang jauh lebih sempurna daripada keberhasilan-keberhasilan semu

~AKU BISA, KAUPUN PASTI BISA~

Senin, 20 Juni 2011

Syukur Diatas Nikmat

Terkadang Manusia mempunyai sifat Takabur dan berlebihan, selalu berkeinginan mempunyai tanpa merasa cukup, mungkin bagi seorang mukmin secara tidak sadar pernah melakukannya, meskipun dari kita sendiri tidak mengakuinya."
Dalam Islam Iman Terbagi menjadi dua, yaitu sabar dan syukur, sebagaimana Sabda Rasulullah shallahu alayhi wa sallam:" Iman terbagi dua, separo dalam sabar dan separo dalam  Syukur [HR.Al-Baihaqi]
Dalam pengertian Kita ketahui bahwa sabar ketika Ditimpa Musibah itu sangat Sulit, Namun akan lebih sulit lagi apabila kita bersyukur Diatas Nikmat."
Mudah saja bila ketika Musibah datang kepada kita, lalu kita mengucapkan:" sabar sajalah, apa yang bisa kita perbuat?" Ini adalah kehendak Tuhan, kita sebagai manusia hanya sebatas Ikhtiar" jadi serahkan kepada Allah." jadi ketika Manusia mendapatkan Musibah, maka Sabar Diawal memang sulit, Tapi lama-kelamaan juga akan bisa sabar, karena tidak bisa yang kita lakukan selain mengucap "Kuserahkan pada-Mu."



Tapi, Bagaimana dengan Bersyukur Diatas Nikmat?
Masihkah Kita Bisa Bersyukur? dikala Nikmat yang luar biyasa itu datang kepada kita? makanan yang lezat, masihkah kita bersyukur? harta yang cukup masihkah kita beramal?Atau Istri yang Cantik, bisakah menjamin tidak mencari lagi dan setia menemani..???
Syukur Diatas Nikmat." Terkadang lebih sulit daripada Sabar Diatas penderitaan.' maka dari itu jarang-jarang dari anda yang bersyukur Diatas Nikmat."
Allah berfirman:" Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. [QS.Al Baqarah:152]

Terkadang Nikmat yang Cukup Besar bisa hilang seketika nikmat itu ketika datang penderitaan walaupun cuma setitik atom saja." dalam sebuah Kisah:" Si Fulan adalah Orang terkaya Di desanya, dia mempunyai Harta yang Banyak, Istri yang Cantik dan Sholehah, dan dia juga Orang terkemuka di desanya, Namun dalam suatu masa, Allah mencabut semua yang ia miliki, Allah mengambil kembali hartanya, mengambil kedudukannya, sehingga sekejab saja menjadi melarat."
Tentu hal itu tidak mudah dirasakan dengan sabar, pasti ada suatu penentangan dan pertanyaan:" Jika aku ditakdirkan menjadi Miskin, kenapa aku harus merasakan Kaya?
atau Kenapa Allah mengujiku seperti ini? apa salahku?

Padahal selama dia hidup sudah merasakan kenikmatan yang cukup besar Bertahun-tahun, tapi hanya satu hari saja dia miskin, dia sudah mengeluh, begitulah kebanyakan dari kita."

Dalam Hadits yang Diriwayatkan Imam Muslim bahwasanya Rasulullah shallahu alayhi wa sallam bersabda:" Nanti Dihari Kiamat, Allah mengambil Orang yang paling derita di Dunia ini, lalu Allah masukan dia kedalam Syurga hanya sekejap, lalu Allah mengangkatnya dan ditanya:" Wahai si Fulan? Pernahkah engkau merasakan Derita dalam kehidupan ini? jawab Si Fulan:' aku tidak pernah merasa Derita."
lalu Allah mengambil Orang yang paling Nikmat dalam Dunia ini, lalu Allah masukkan kedalam Neraka hanya seCelup saja, lalu diangkat dan Ditanya:" Wahai si Fulan, Pernahkah engkau merasakan Nikmat dalam Hidup ini? lalu Si Fulan menjawab:' aku tidak pernah merasakan Nikmat." [HR.Muslim]

Banyak Orang yang bersabar, tapi belum tentu banyak pula orang yang bersyukur diatas Nikmat.'Apabila kita melihat Dimensi Akhirat, kita akan mengatakan:" Dunia ini hanya mainan (tempat senda Gurau).

Inshan, Bila kau tak bersyukur kepada Allah, kau takkan mampu untuk menjalankan kehidupan ini, 
Allah Berfirman:"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan  Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. [QS.Al Baqarah:152]

Pada suatu hari ada seorang yang tidak pernah bersyukur kepada Allah akan Nikmatnya mempunyai kaki, tapi pada suatu masa dia sakit kakinya dia ucapkan:' Ya Allah, sembuhkanlah kakiku."
Bahwasanya Nikmat itu akan terasa pada saat kita menderita, seperti halnya Nikmat sehat akan bisa kita rasakan disaat kita sakit.."
Jika kita ingin bersyukur jangan memandang diatas, tapi pandanglah yang bawah." Karena kita masih diberikan hal yang dia tidak punya." subhanallah...

Terkadang Kita salah sangka, bahwa kebahagiaan itu terdapat pada Orang kaya, Mempunyai makanan yang lezat, dan istri yang cantik......Belum Tentu

Terkadang ada seorang yang rumahnya kecil, lauk pauk apa adanya, tapi dia bisa hidup dengan bahagia,,
Ada Cerita Katakanlah namanya Si Fulan, dia Orang Kaya.dan Ditemani oleh Hamka, ketika mau ke kantor, dia melewati sawah tanpa sengaja dia melihat seorang petani, Ketika waktu istirahat Istrinya membawakan makanan yg didalamnya lauk pauknya hanya tempe dan tahu, tapi Si Fulan heran Dan Bertanya kepada Hamka:" wahai Hamka, aku padahal mempunyai Gedung banyak., aku bisa membeli makanan apa saja. yang aku suka, tapi aku belum pernah merasakan Nikmatnya kebahagiaan seperti petani itu yang lauknya hanya Tempe dan Tahu?? Jawab Hamka:" Itulah Kebesaran Allah, Jika Allah menghendaki Maka Tidak ada yang bisa menghalanginya, dan bila Allah menahan sesuatu maka tida ada yang bisa mengeluarkannya."

~SYUKUR DIATAS NIKMAT~


~Tidak Salah Mengharapkan Yang Belum Ada~
~Tapi Jangan Lupakan Yang Sudah Ada~

Wallahu'alam Bi Ash-Syawab

Minggu, 19 Juni 2011

Bukan Tentang Kamu, Aku Maupun mereka. Ini Tentang KITA

Muslim adalah saudara,Sebagaimana Sabda Rasulullah shallahu alayhi wa sallam:" Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya seumpama bangunan saling mengokohkan satu dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah Saw merapatkan jari-jari tangan beliau). [QS.Mutafaq'alaih]

Muslim adalah saudara Tidak selayaknya Kita terpisah apalagi dalam mempertahankan Jamaah Kita karena kefanatikan Kita dalam membela Jamaah kita Misalkan NU Membela NU tidak mau dg Muhammadiyah, begitu Juga dengan Salafy karena mereka Anti Bid'ah Bukan berarti Anti Nadyin bahkan dari Nadyim ada Yang sampai Anti Wahabi, Hal Inilah yang menjadi perpecahan Umat Islam." Tak seharusnya Umat Islan terpecah belah, Walaupun ada Hadits yang mengatakan Bahwa Umat Islam akan Terpecah Menjadi 73 Golongan dan yang Paling benar adalah  "Ahlu Sunnah Wal Jamaah"

Hanya Karena Hadits tersebut, Umat Islam berbondong-Bondong membentuk Jamaah dan mengklaim Jamaahnya adalah 'Ahlu sunnah Wal Jamaah" akhirnya saling membenarkan Harokah (Jamaahnya) Masing-masing Tanpa mempedulikan Hadits Rasulullah mengenai bahwa Umat Islam adalah Saudara."

Padahal Rasulullah Bersabda:" Barangsiapa menolak ketaatan (membangkang) dan meninggalkan jama'ah lalu mati maka matinya jahiliyah, dan barangsiapa berperang di bawah panji (bendera) nasionalisme (kebangsaan atau kesukuan) yang menyeru kepada fanatisme atau bersikap marah (emosi) karena mempertahankan fanatisme (golongan) lalu terbunuh maka tewasnya pun jahiliyah. [HR.An-Nasaa'i]





Jadi, apabila Kita mempertahankan Jamaah kita Bukan Karena Ikatan sebagai Ssaudara sesama Muslim melainkan Karena Ikatan Ashobiyah (Ikata Kesukuan) Niscaya Kita Mati dalam keadaan Jahiliyah."
Jangan Melihat dengan Pandangan Aku,Kamu atau Mereka, tapi melihatlah dengan Pandangan Keimanan bahwa Kita adalah satu yaitu MUSLIM."
 
Biarpun Kita berbeda Wadah (Jamaah), tapi pada hakekatnya kita adalah Muslim, dan sesama Mukmin adalah saudara Dari  Nukman bin Basyir Radiyallahu anhu, Bahwa Rasulullah Shallahu alayhi wa sallam bersabda:" Perumpamaan orang-orang  mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. [HR.Muslim No.4685]
 

 


Rasulullah Bersabda: Seorang Mukmin dengan Mukmin lainnya bagaikan bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lainnya . [HR.Mutafaqalayhi]
Namun Kita Tidak akan bersatu selama masih terpecah belah menjadi berbegai negeri, karena pastinya kita akan mempertahankan negeri kita masing-masing 




Hanya KHILAFAH yang bisa menyatukan Kita, yaitu NEGARA ISLAM Bukan Sekedar Negara Islam Indonesia (NII), Tapi Negara Islam Daulah Khilafah yang pernah Terkadi 13 abad yang lalu.'
dan Khilafah pasti akan tegak kembali, Dan Umat Islam akan Bersatu kembali dalam Bingkai
Khilafah Ala Min Hajj An-Nubuwwah ."
 
Sebagaimana Sabda Rasulullah shallahu alayhi wa sallam:"
Dari Hudzaifah Radiyallahu anhu bahwasanya Rasulullahi Shallahu alayhi wa sallam Bersabda:".
....... Tsumma Khilafah Ala Min Hajj An-Nubuwwah, Tsumma Stakata. [HR.Ahmad]
...........Kemudian datanglah Khilafah Ala Min Hajj An-Nubuwwah (Metode seperti kebanian), kemudian Beliau Diam [HR.Ahmad]

Dan Juga Janji Allahu Ta'ala:" Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.  [QS.An Nur:55]

Jika ada Hadits yang mengatakan Bahwa Umat Islam akan terpecah kembali menjadi 73 Golongan itu memang benar, tapi Bukan berarti Umat Islam Tidak bersatu Kembali kan..???

Terapkan Syariah Tegakkan Khilafah