Pages

Assalamualaykum

Kuda Berlari

Photobucket

Kamis, 30 Juni 2011

Diam Berarti Kalah?


Terkadang kita sangka diam itu berarti tidak apa-apa, tidak menyebabkan apa-apa karena tidak melakukan apa-apa, diam itu tidak merugikan siapa saja, dan tidak menguntungkan siapa saja, tidak membawa mudhorot dan tidak juga membawa kemanfaatan, tidak membawa dosa dan tidak pula membawa pahala.
 
Rasulullah shallahu alayhi wasallam bersabda:" Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula salahnya dan barangsiapa banyak salah maka banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak dosanya maka api neraka lebih utama baginya. [HR.Ath-Thabrani]Akhirnya kita memilih diam, karena apabila kita banyak bicara maka banyak pula kesalahannya, kita lupa bahwasanya Raslullah shallahu alayhi wa sallam juga bersabda:"  Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam.[HR.Bukhari] 
Jadi sebelum Rasulullah memerintahkan kita berdiam, sebelumnya Rasulullah memerintahkan berbicara yaitu berbicara tentang kebaikan yang membawa kemanfaatan, bukan berbicara tanpa ujung yang membawa kemudhorodtan."

Apakah benar Benar, Diam itu tidak membawa apa-apa,dan  tidak menyebabkan apa-apa karena tidak melakukan apa-apa, diam itu tidak merugikan siapa saja, dan tidak menguntungkan siapa saja, tidak membawa mudhorot dan tidak juga membawa kemanfaatan, tidak membawa dosa dan tidak pula membawa pahala.????
 
 Saya akan mengibaratkan seseorang yang mendaki gunung."
 
Ada 3 Tipe seorang yang mendaki gunung, yang pertama adalah orang yang mendaki tanpa lelah terus ke atas, yang ke dua adalah orang yang berkemah, tipe ke-2 (berkemah) ini adalah seorang yang mendaki gunung lalu beristirahat ditengah perjalanan karena tahu bahwa beratnya rintangan yang dia hadapi, dan yang ke-3 adalah orang yang diam. dibawah tidak ikut mendaki gunung namun menunggu temannya yang mendaki, dan menunggu kabar dari temannya. "Akhirnya ketika tipe -1 yaitu sang pendaki yang berhasil mendaki gunung, tanpa menyerah dia bisa mencapai puncak kemenangan...
yaitu mencapai puncak pegunungan, dia tahu betapa indahnya bila dunia dilihat dari atas, dia menikmati keindahan pemandangan yang luar biasa setelah berusaha keras, menghadapi berbagai halangan dalam perjalanan, dia merasakan nikmatnya kemenangan diatas..." Namun tipe-2 yaitu (berkemah), masih istirahat tidak tahu nikmat dan belum merasakan nikmat kemenangan yang dirasakan sang pendaki tipe-1. bagaimana dengan tipe-3..?? ya, tipe-3 masih dibawah menunggu kabar dari temannya yaitu sang pendaki tipe-1. dengan berteriak-teriak, ingin tahu bagaimana nikmatnya bagaimana indahnya..." Tentu saja tipe ke-3 (diam) tidak akan merasakan nikmatnya pemandangan walaupun diberitahu bahwa pemandangan itu indah." seperti orang yang memakan Gula, dia tahu betapa manisnya gula itu dan dia bisa merasakan nikmatnya, namun orang yang melihatnya hanya bisa berkata itu nikmat tanpa bisa merasakan nikmat......"
 
Jika kita mengetahui cerita diatas, kita tahu bahwa diam itu bukan sesuatu yang tidak membawa apa-apa, namun diam itu adalah sesuatu yang membawa kerugian..'
karena diam itu menyia-nyiakan kesempatan yang seharusnya kita rasakan, malah kita tidak merasakan."

ini seperti kehidupan kita, Orang yang memperjuangkan Islam adalah tipe-1, ketika berhasil dan pasti Allah tidak akan menyia-nyiakannya karena 
Allah Berfirman:" Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. [QS.Ali Imron:171]
Jika Kemenangan Islam itu datang, niscaya dia akan merasakan nikmatnya kemenangan setelah susah payah bersaha dalam memperjuangankan Islam, bila dia mati sebelum kemenangan dia juga tidak akan merugi karena Allah akan tetap memberikan Pahala kepadanya..."
sedangkan Tipe ke -2 (berkemah) adalah tipe orang yang awalnya berjuang namun menyerah pada tengah perjalanan karena merasa lelah dengan perjuangan ini, kemudian merasa cukup dengan pahala yang diberikan oleh Allah, sedangkan tipe ke-3  adalah orang yang tidak mau berjuang di Jalan Allah, serta menunggu kabar keberhasilan dari temannya.

Atau Dalam kehidupan ini seperti berada di tengah-tengah sungai yang mengalirkan Arus yang deras



Jika kita diam di tengah-tengah arus, maka kita pasti akan terseret arus dan.... kita terombang-ambing oleh derasnya arus sungai artinya apabila kita diam saja dalam kehidupan ini, maka kita otomatis akan mengikuti zaman, tentang remaja yang membuka aurat karena trend maka akan mengikutinya.... akhirnya..?? terombang-ambing dalam kehidupan Jahiliyah (Sekulerisme), Naudzubillahi Mindzalik
 
Namun,apabila kita bergegas melawan arus, lalu berpegang pada suatu pohon atau batu..niscaya kita tidak akan terombang-ambing dalam derasnya arus sungai..artinya adalah.. Apabila kita melawan arus zaman, kita tidak mengikuti zaman, dan segera berpegang teguh pada Al Quran dan As Sunnah, maka kita tidak akan terombang-ambing pada kehidupan jahiliyah..namun kita tetap pada kemuliaan Islam..''
sebagaimana Hadits Rasulullah bahwasanya beliau bersabda:'' Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur'an) dan sunnah Rasulullah Shallahu alayhi wasallam (Al Hadits). [HR.Muslim]"
 
Pada saat kita terdiam, mereka (Musuh-Musuh Islam), sedang merencanakan sesatu untuk menghancurkan kita, dengan Fashion, TV, hiburan, Dll.'  agar Aqidah Umat Islam hancur, mengikuti arus kehidupan Jahiliyah sekulerisme ini.....
jadi, apabila kita diam.. maka berarti kita telah membiarkan kekalahan itu datang pada kita...
maka, Masihkah kita beranggapan Diam itu Tidak membawa apa-apa..???

Bila Berkata kebaikan (berjuang) lebih baik..
mengapa kita terdiam..???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar